Journey To Kendari City, Southeast Sulawesi


Pukul 11.10 WIT burung besi  yang kami tumpangi dengan kode penerbangan GA-604 mendarat di landasan bandara Wolter Monginsidi Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 3 jam, dan sempat transit di bandara Sultan Hasanudin Makassar alhamdulillah kami tiba dengan selamat ke kota yang hendak kami tuju. Dari jendela pesawat tampak pemandangan bukit-bukit yang menjadi tabir di sisi bandara tersebut.

Perjalanan pertama saya ke Sulawesi dan pengalaman pertama naik burung besi  ini dalam rangka tugas dari kantor untuk mendampingi para dokter PTT yang telah lulus seleksi untuk mengabdi di bumi Anoa tersebut.

Kota Kendari tampak begitu panas siang itu saat kami tiba di bandara yang wilayahnya sudah masuk ke kabupaten Konawe Selatan. Dan alhamdulillah kami dijemput dua orang bapak staf Dinas Kesehatan Provinsi Sultra. Kami pun akhirnya berangkat menuju kantor Dinkes Sultra, sepanjang jalan kota Kendari masih belum banyak pembangunannya, namun tetap terlihat indah dalam keasliannya. Teriknya matahari kemudian berganti guyuran hujan saat kami masih di perjalanan. Hari pertama kami habiskan di Dinkes untuk menyelesaikan berbagai urusan.

Di hari kedua setelah menyelesaikan amanah dari kantor tentunya, kami menyempatkan ke Kendari Beach, sebuah pantai yang terletak di kota Kendari. Sayangnya kami mengunjunginya malam hari, jadi yang terlihat hanyalah cahaya lampu di pinggiran pantai dan lampu-lampu kapal yang mengapung di atas birunya air laut. Ditemani guide pak Patrudin namanya, staf Dinkes kami berhenti di salah satu warung tak jauh dari pinggir pantai untuk mencoba menyicipi makanan khas kota Kendari Pisang Epe dan segelas Sarabba.

Hari ketiga saat sudah mulai santai, pagi-pagi saya langsung mendatangi landmark nya kota Kendari Unity Tower (Menara Persatuan) yang terletak tidak jauh dari tempat kami menginap. Di kawasan menara tersebut juga terdapat dua bangunan lagi yang merupakan bekas tempat penyelenggaraan MTQ. Bangunannya terlihat eksotis dengan background perbukitan yang menghampar luas.

Dan tak lupa saya juga berwisata ruhani ke Masjid Agung Al Kautsar Kendari, sebelum ke bangunan masjid kita terlebih dulu harus menaikki beberapa anak tangga, karena masjid ini tampaknya berada di atas tanah tinggi. Alhamdulillah saya berkesempatan juga menunaikan shalat dhuha di masjid tersebut, sungguh pengalaman yang berharga buat saya.

Siang harinya kami kembali dijemput staf dinkes, kali ini pak Patruddin dan pak Mashudin yang akan mengantarkan kami ke Bandara untuk kembali terbang ke Ibukota. Kami pun berpisah di bandara dengan kedua bapak tersebut, dan segera menanti penerbangan pulang. Terima kasih ya Allah, fabiayyi aalaai robbikumaa tukadz dzibaan (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan).

4 thoughts on “Journey To Kendari City, Southeast Sulawesi

  1. cak mad says:

    Hebat, begitu ingin lihat informasi kota kendari, pada halaman pertama di search nya Google sudah terlihat web anda, orang Kendari asli pun tidak ada yg punya web lengkap dgn foto-foto kota Kendari selengkap blog ini, bagus infonya soal kota Kendari.

    Like

    • rey says:

      saya bangga dengan pemilik web ini, karena bisa mengulas perjalanannya di kendari lengkap dengan gambar-gambarnya.

      @cak mad, jangan salah juga pak, saya warga kendari, dan kalau mau lihat perkembangan kendari silahkan mampir di blog saya :

      http://kotakendari.wordpress.com

      dijamin, bakal panas… 😀

      Like

Leave a reply to portalwongsukses Cancel reply